Monday 29 February 2016

KERJA DI KOREA, BISAKAH SHOLAT JUM'AT?




Saya ingin sedikit berbagi pengalaman selama bekerja di Korea dalam hubungannya saya adalah sebagai seorang muslim yang terikat dengan segala kewajibannya selama nafas dikandung badang di manapun berada. Sayang sekali bekerja di negara non muslim salah satu efek negatifnya adalah lingkungan dan peraturan kerja yang tidak akomodatif terhadap kebutuhan beribadah pekerjanya ( baca: TKI ). Tapi kita selaku manusia tentu wajib berusaha dan mencari solusi dari setiap permasalahan.

Memang ketika awal2 akan bekerja di korea para calon TKI seperti sudah dicuci otaknya/brain washed dengan kata-kata : “ kalian ke Korea mau kerja apa mau sholat?” bahkan selalu dicekoki dengan pemikiran bahwa pekerja yang baik adalah yang selalu teriak ” Yeolshimi ilhagesseumnida!” ( saya siap bekerja keras). Sehingga sholat boleh ditinggalkan demi bekerja. Para TKI selalu dikondisikan agar selalu merasa imperior, tidak macam-macam dengan orang korea, yang penting kerja, bayaran, selesai. Ga usah nuntut macam-macam, apalagi untuk urusan ibadah, lha wong korea memang negara sekuler, urusan ibadah itu dianggap ga penting-penting amat, cukup di rumah jangan dibawa-bawa ke tempat kerja. Terus apakah kita akan selalu manut dan manggut? Jawabannya mnurut saya tergantung kita, kalau mau ekstrim ya sudah..kalau mau ibadah enak jangan jadi TKI ke Korea tapi ke Arab Saudi saja, tapi bisa kita ambil jalan tengah juga.

Gimana dhoong solusinya? Ya diakali.. kan orang Indonesia pada pinter dalam urusan akal mengakali.  

Misalnya jam istirahat makan siang kita manfaatkan untuk mengadakan jum’atan. Cukup 10 menit koq, nanti sya coba jelaskan lebih jauh.
Kalau solusi pertama tidak bisa dilakukan, misalnya pabrik melarang praktek ibadah selama kerja maka saatnya terapkan taktik kedua. Ini membutuhkan kekompakan diantara semua pekerja muslim yang ada di pabrik tersebut. Caranya dengan mengutus perwakilan paling senior pekerja muslim dan yang paling pintar bahasa koreanya untuk melobi manajemen pabrik agar meperbolehkan pekerja muslim beribadah. Kalau mereka tidak setuju, ancam saja bahwa semua orang Indonesia/ yang muslim akan keluar. Pasti mereka akan kalang kabut, mengingat menurut data terakhir pekerja asal indonesia adalah yang paling disukai oleh bos-bos korea karena kerjanya bagus, ulet, sopan dan ngguanteng2..artinya line produksi akan sangat terganggu jika ada pekerja yang sign out dalam jumlah besar. Ini sebenarnya bisa jadi senjata untuk memperkuat posisi tawar/bargaining position pekerja muslim. Tinggal berani atau tidak, mau atau tidak untuk melakukan tuntutan.
Jika ini gagal juga.. nah mungkin ini langkah terakhir yang mungkin bisa dilakukan. Harus ada orang atau kelompok yang memulai/menginisiasi pertemuan-pertemuan dengan berbagai lembaga utnuk mengajukan tuntutan ke pemerintah korea selatan khususnya depnaker Korea agar merumuskan aturan mengenai hak beribadah TKI. Sekali lagi pekerja asal Indonesia adalah yang terbesar di Korea, masa tidak punya kuku dan taji barang sedikitpun untuk melobi? Kan kita punya KBRI, bisa lewat Depnaker Indonesia, kita punya IKMI Korea, dan banyak lembaga lainnya yang potensial untuk melobi pemerintah Korea. Jika perlu buat surat terbuka ke mentri agama minta supaya berkunjung ke korea. Jangan lupa kekuatan media, kita bisa gunakan Facebook, twitter dan sosmed lainnya untuk menggalang suara, misalnya dengan membuat petisi 100.000 mendukung jumatan di korea, dll. 

Salah  satu kewajiban sorang muslim tentu saja adalah sholat, sholat adalh wajib hukumnya baik dalam keadaan sehat atapun dalam keadaan sakit sekalipun, tentu dengan berbagai macam keringanannya. Untuk lebih jelasnya silakan baca referensi fikih untuk masalah ini, banyak tersebar di berbagai halaman web.
Fokus saya sekarang tidak membahas masalah wajibnya shalat dalam berbagi kondisi karena saya tidak punya kompetensi di situ tapi yang ingin saya coba kemukakan adalah pemikiran saya dari dulu “ mungkin ga sih kita sholat Jum’at  selama kerja di Korea?”. Lha terus kenapa Cuma shalat jumat yang jadi pertanyaan? Sholat wajib lainnya bagaimana? Begini.. kalau sholat wajib biasa kan waktunya tidak terlalu lam, katakan lah 5 menit sudah cukup. Artinya masih sempatlah dikerjakan meskipun di sela-sela waktu istirahat ketika kerja. sementara sholat jumat butuh waktu yang agak lama. Normalnya di masjid-masjid bisa mencapai 45 menitan tergantung panjang pendek khutbahnya. Apakah mungkin kita mencuri waktu untuk bisa melaksanakannya?

Nah untuk menjawab pertanyaan tadi coba kita pelajari dulu beberapa hal :

Syarat rukun sholat jumat
Syarat sholat jumat antara lain adanya 2 khutbah, adapun rukun khutbah tersebut ada lima sebagai berikut :
1- Mengucapkan Alhamdulillah, dengan bentuk ucapan apa pun yang mengandung pujian pada Allah.
2- Bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ucapan apa pun yang menunjukkan shalawat.
Di sini dipersyaratkan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut secara jelas, seperti menyebut dengan Nabi, Rasul atau Muhammad. Tidak cukup dengan dhomir (kata ganti) saja.
3- Wasiat takwa dengan bentuk lafazh apa pun.
Ketiga rukun di atas adalah rukun dari dua khutbah. Kedua barulah sah jika ada ketiga hal di atas.
4- Membaca salah satu ayat dari Al Quran pada salah satu dari dua khutbah.
Ayat yang dibaca haruslah jelas, tidak cukup dengan hanya membaca ayat yang terdapat huruf muqotho’ah (seperti alif laa mim) yang terdapat dalam awal surat.
5- Berdoa kepada kaum mukminin pada khutbah kedua dengan doa-doa yang sudah ma’ruf.

Baik.. kalau kita lihat rukun khutbah diatas, pelaksanaannya tidak akan memakan waktu lama, paling lama 5-10 menit, yang membuat lama tentu saja materi khutbahnya. Sedangkan materi khutbah ini bukanlah salah satu rukun, artinya jika tidak dilakukan maka khutbah tetap syah. Fahimtum? Ok.. untuk lebih jelasnya lagi saya coba tampilkan simulasi sholat jumat di pabrik korea di korea selatan berikut:
(jika tulisan menjadi kacau, silakan non aktifkan fitur hemat data di browser anda)

Khutbah pertama :  
بسم الله الرحمن الرحيم
ا لسلا م عليكم ور حمت ا لله وبر كا ته
.. Adzan ( 2 menit)

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU
LAA NABIYYA BA’DAHU

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN
FA-UUSHIIKUM WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM
A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM


يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
(lanjutkan dengan membaca satu ayat pendek apa saja)
Akhir dari khutbah pertama :
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah ke-2 :
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,
Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

‘IBAADALLAH
INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL BAGHYI
YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM
FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH

Khutbah jumat di atas Insya Allah sudah memenuhi rukunnya, keseluruhan waktu yang diperlukan dari mulai mengumandangkan azan sampai selesai sholat maksimal 6-7 menit plus sholat jumat 2rakaat = 3 menit. Total waktu yang dibutuhkan = 10 menit? Ok.. sebentar kan? Artinya ini masih mungkin dilakukan sebelum makan siang atau pun sesudahnya. Biasanya ada waktu 15-30 menit untuk istirahat ketika jam makan siang yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan ibadah wajib ini.
selamat mencoba.
 

About Me

Followers

Copyright © 2010 MANTAN TKI KOREA YANG INGIN BERBAGI CERITA

Template By jemo dusun