Tuesday 11 October 2016

CARA UNTUK BISA KERJA KE KOREA

64 comments Read More →
Menanggapi banyaknya pertanyaan yang masuk ke email saya mengenai cara atau langkah untuk menjadi TKI ke Korea, maka saya sempatkan menulis postingan kali ini khusus membahas langkah-langkah yang harus ditempuh bagi yang berminat menjadi TKI di Korea.

Pemberangkatan TKI ke Korea ditangani oleh badan khusus dibawah depnaker yang disebut BNP2TKI/Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan TKI (www.bnp2tki.go.id) bekerjasama dengan depnaker Korea dalam suatu program yang disebut G to G,
Tidak hanya bekerjasama dengan Indonesia tapi pemerintah Korea juga bekerja sama dengan beberapa negara sperti Thailand, Filipina, China, Mongol, Pakistan dll dalam rekrutmen tenaga kerja asing. Indonesia sendiri sd tahun 2016 menjadi pemasok tenaga kerja asing non skilled terbanyak di sana, berkat kinerja orang Indonesia yang dikenal ulet, mudah mengikuti aturan dan sedikitnya kasus kriminal yang melibatkan orang kita

Rekrutmen tenaga kerja asing ini sendiri diwajibkan melalui serangkaian proses yang diatur dalam suatu sistem yang disebut Employment Permitt System (EPS). dalam sistem EPS ini setiap orang yang akan tinggal di Korea untuk bekeja harus sudah dinyatakan lulus ujian bahasa korea dasar (BASIC_KLPT) yang dibuktikan dengan adanya sertifikat KLPT (KOrean LAnguage Profiency TEst). Pengumuman tes biasanya diberitakan lewat website remi bnp2tki. setiap orang bisa ikut tes asal sudah terdaftar terlebih dahulu. proses pendaftaran harus melalui atau minimal melampirkan surat keterangan ikut kuersus di lembaga kursus yang sudah terdaftar di depnaker.

Tes Bahasa Korea ini sendiri diadakan ketika rekrutmen tenaga kerja asing sudah dirasa perlu untuk mengisi kekosongan akibat habisnya masa kontrak pekerja yang lama. Tes biasanya diadakan di negara asal TKA masing-masing yang pelaksanaannya diawasi dengan ketat oleh orang HRD korea langsung. Frekuensi tes sendiri tidak bisa dipastikan, kadang 1x dalam setahun kadang 2x setahun atau 2 tahun hanya sekali, tergantung berbagai faktor seperti tingkat kebutuhan tenaga kerja asing, trend ekonomi negara korea, kondisi keamanan dll.

selanjutnya Setiap peserta tes yang lulus baru kemudian berhak mengajukan surat lamaran pekerjaan ke Perusahaan korea melaui depnaker korea. Setelah ada perusahaan yang sesuai dengan spesifikasi yang kita inginkan (untuk sektor manufaktur ada banyak pilihan perusahaan seperti: otomotif, meubler, kimia, pengerjaan logam, dll) maka perushaan tersebut akan mengurus semua berkas dan persyaratan yang kita butuhkan hingga ke kontrak kerja, ketika semua sudah siap barulah si calon TKI dipanggil untuk mengikuti training di BP3TKI di ciracas sebelum diterbangkan ke Korea. Jadwal tes, nama-nama yang dinyatakan lulus tes, nama-nama calon TKI yang sudah "sending", nama-nama calon TKI yang harus mengikuti Training di ciracas dll, semuanya diumumkan dan bisa dipantau di website resmi BNP2TKI.
Semua proses sangat fair dan terjamin bebas KKN ala tes CPNS di Indonesia tercinta ini.
Jadi jangan khawatir nama kita akan disalib oleh orang lain yang melakukan cara-cara kotor untuk lulus, bahkan orang bnp2tki sendiri tidak bisa mengintervensi keputusan dari HRD korea.

Dari penjelasan di atas, langkah-langkah untuk menjadi TKI ke Korea bisa disimpulkan menjadi diagram alur berikut:

1. Calon TKI ikut kursus Bahasa Korea di LPK yang terdaftar di depnaker
2. Calon TKI ikut tes (biasanya diadakan di Jakarta, Medan dan beberapa kota besar lainnya)
3. Calon TKI lulus tes/ jika tidak ikut tes berikutnya
4. Calon TKI mendapat sertifikat KLPT
5. Calon TKI memasukkan berkas lamaran (biasa disebut "sending")
6. Calon TKI turun kontrak kerja (SLC)/jika dalam 1 tahun tidak kunjung turun SLC maka wajib sending ulang
7. Calon TKI mendapat panggilan terbang dari bnp2tki
8. Calon TKI mengikuti preliminary training di bp3 tki ciracas, jakarta
9. Calon TKI menunggu panggilan terbang ( berkisar 2minggu sd. 3 bulan stelah training)
10. Calon TKI mendapat panggilan terbang dari bnp2tki
11. Calon TKI berangkat ke korea.

Perkiraan biaya: urutan sesuai point di atas
1.Biaya kursus bahasa: sekita 2,5 juta selama 2 bulan
2.Biaya ikut tes: 1 juta untuk akomodasi (tiket, makan, nginap dll) tergantung daerah asal
5. Biaya ambil sertifikat KLPT: 1 juta, karena sertifikat wajib diambil masing-masing ke bptki jakarta, ongkos lagi.
8. Biaya preliminary training: 8 juta, sudah plus tiket pesawat ke korea yg ditanggung calon tki, biaya medical check up, dll
ditambah biaya lain-lain total biaya yang dibutuhkan sekita 13-20 juta dari mulai kursus hingga berangkat.

Tips memilih LPK / Lembaga kursus bahasa Korea

Lembaga pendidikan yang bermutu sekali lintas bisa dilihat dari tampilan fisiknya, artinya dari sarana prasarananya, fasilitas dll, meskipun belum tentu LPK yang mempunyai gedung megah pasti berkualitas, untuk itu anda gali lagi info hal-hal berikut:
1. sudah berapa lama LPK tersebut berdiri. LPK yang sudah lama berdiri biasanya memiliki menejemen bagus.
2. Sudah berapa kali memberangkatkan siswanya ikut tes? dan berapa persen tingkat kelulusan siswanya? semakin tinggi persentase kelulusan semakin baik lembaga tersebut.
3. Berapa biaya dan apasaja yang didapat peserta didik? ada lembaga yang menyediakan paket lengkap belajar plus makan plus asrama taopi dengan biaya selangit, Jika dirasa tidak perlu ambil saja paket belajar biasa.
4. Tanyakan kurikulumnya, berapa kali pertemuan dalam seminggu, durasi belajar, tenaga pengajar, dll, jika memungkinkan minta untuk melihat proses kegiatan belajarnya.
5. Tanyakan apa saja yang ditawarkan, hati-hati jika mereka menjanjikan pasti lulus 100% atau pasti berangkat ke Korea, atau mereka mengaku bisa memberikan paket kunci jawaban dan cara-cara lain yang tidak wajar.
6. Coba gali info bukan hanya dari manajemen LPK tapi bertanya langsung dari siswa yang sudah belajar di sana sebagai second opinion.

Syarat peserta tes:
1. Pria/Wanita
2. berumur minimal 18 tahun maksimal 39 tahun
3. Pendidikan minimal SMP.
4. Terdaftar sebagai peserta tes

Analisa singkat Sektor pekerjaan :
1. Manufaktur/pabrik: gaji paling tinggi diantara sektor lain, lowongan paling banyak, peminat juga paling banyak. Jenis-jenisnya; otomotof, pengerjaan logam, sacul (percetakan barang plastik), kimia,elektronika, dll
2. Fishing/perikanan : kurang peminat, peluang lulus besar karena tingkat persaingan rendah, gaji lebih rendah, kerja relatif berat(melaut)
3. Pertanian : gaji lebih rendah, pekerjaan kadang tidak continue, kerja lebih santai
4. Restoran: minim info
Pembukaan tes untuk masing-masing sektor kadang berbarengan kadang tidak.

Ingat jangan mudah percaya dengan tawaran-tawaran menggiurkan dari calo atau orang -orang yang mengaku biasa ini itu, Kebanyakan calon TKI berasal dari daerah, dipandang sebagai sasaran empuk bagi para calo. Cerdaslah dalam bertindak dan membuat keputusan, jangan karena terlalu bernafsu ingin berangkat membuat akal sehat kita tidak bekerja. Kewajiban kita berusaha, hasilnya Yang Di Ataslah yang menentukan.

Semoga postingan ini bermanfaat. Assalamualikum wr. wb

nb: Jika saya buka LPK bahasa korea di Subang ada yang mau daftar ga? hayoooo..?





Monday 29 February 2016

KERJA DI KOREA, BISAKAH SHOLAT JUM'AT?

33 comments Read More →



Saya ingin sedikit berbagi pengalaman selama bekerja di Korea dalam hubungannya saya adalah sebagai seorang muslim yang terikat dengan segala kewajibannya selama nafas dikandung badang di manapun berada. Sayang sekali bekerja di negara non muslim salah satu efek negatifnya adalah lingkungan dan peraturan kerja yang tidak akomodatif terhadap kebutuhan beribadah pekerjanya ( baca: TKI ). Tapi kita selaku manusia tentu wajib berusaha dan mencari solusi dari setiap permasalahan.

Memang ketika awal2 akan bekerja di korea para calon TKI seperti sudah dicuci otaknya/brain washed dengan kata-kata : “ kalian ke Korea mau kerja apa mau sholat?” bahkan selalu dicekoki dengan pemikiran bahwa pekerja yang baik adalah yang selalu teriak ” Yeolshimi ilhagesseumnida!” ( saya siap bekerja keras). Sehingga sholat boleh ditinggalkan demi bekerja. Para TKI selalu dikondisikan agar selalu merasa imperior, tidak macam-macam dengan orang korea, yang penting kerja, bayaran, selesai. Ga usah nuntut macam-macam, apalagi untuk urusan ibadah, lha wong korea memang negara sekuler, urusan ibadah itu dianggap ga penting-penting amat, cukup di rumah jangan dibawa-bawa ke tempat kerja. Terus apakah kita akan selalu manut dan manggut? Jawabannya mnurut saya tergantung kita, kalau mau ekstrim ya sudah..kalau mau ibadah enak jangan jadi TKI ke Korea tapi ke Arab Saudi saja, tapi bisa kita ambil jalan tengah juga.

Gimana dhoong solusinya? Ya diakali.. kan orang Indonesia pada pinter dalam urusan akal mengakali.  

Misalnya jam istirahat makan siang kita manfaatkan untuk mengadakan jum’atan. Cukup 10 menit koq, nanti sya coba jelaskan lebih jauh.
Kalau solusi pertama tidak bisa dilakukan, misalnya pabrik melarang praktek ibadah selama kerja maka saatnya terapkan taktik kedua. Ini membutuhkan kekompakan diantara semua pekerja muslim yang ada di pabrik tersebut. Caranya dengan mengutus perwakilan paling senior pekerja muslim dan yang paling pintar bahasa koreanya untuk melobi manajemen pabrik agar meperbolehkan pekerja muslim beribadah. Kalau mereka tidak setuju, ancam saja bahwa semua orang Indonesia/ yang muslim akan keluar. Pasti mereka akan kalang kabut, mengingat menurut data terakhir pekerja asal indonesia adalah yang paling disukai oleh bos-bos korea karena kerjanya bagus, ulet, sopan dan ngguanteng2..artinya line produksi akan sangat terganggu jika ada pekerja yang sign out dalam jumlah besar. Ini sebenarnya bisa jadi senjata untuk memperkuat posisi tawar/bargaining position pekerja muslim. Tinggal berani atau tidak, mau atau tidak untuk melakukan tuntutan.
Jika ini gagal juga.. nah mungkin ini langkah terakhir yang mungkin bisa dilakukan. Harus ada orang atau kelompok yang memulai/menginisiasi pertemuan-pertemuan dengan berbagai lembaga utnuk mengajukan tuntutan ke pemerintah korea selatan khususnya depnaker Korea agar merumuskan aturan mengenai hak beribadah TKI. Sekali lagi pekerja asal Indonesia adalah yang terbesar di Korea, masa tidak punya kuku dan taji barang sedikitpun untuk melobi? Kan kita punya KBRI, bisa lewat Depnaker Indonesia, kita punya IKMI Korea, dan banyak lembaga lainnya yang potensial untuk melobi pemerintah Korea. Jika perlu buat surat terbuka ke mentri agama minta supaya berkunjung ke korea. Jangan lupa kekuatan media, kita bisa gunakan Facebook, twitter dan sosmed lainnya untuk menggalang suara, misalnya dengan membuat petisi 100.000 mendukung jumatan di korea, dll. 

Salah  satu kewajiban sorang muslim tentu saja adalah sholat, sholat adalh wajib hukumnya baik dalam keadaan sehat atapun dalam keadaan sakit sekalipun, tentu dengan berbagai macam keringanannya. Untuk lebih jelasnya silakan baca referensi fikih untuk masalah ini, banyak tersebar di berbagai halaman web.
Fokus saya sekarang tidak membahas masalah wajibnya shalat dalam berbagi kondisi karena saya tidak punya kompetensi di situ tapi yang ingin saya coba kemukakan adalah pemikiran saya dari dulu “ mungkin ga sih kita sholat Jum’at  selama kerja di Korea?”. Lha terus kenapa Cuma shalat jumat yang jadi pertanyaan? Sholat wajib lainnya bagaimana? Begini.. kalau sholat wajib biasa kan waktunya tidak terlalu lam, katakan lah 5 menit sudah cukup. Artinya masih sempatlah dikerjakan meskipun di sela-sela waktu istirahat ketika kerja. sementara sholat jumat butuh waktu yang agak lama. Normalnya di masjid-masjid bisa mencapai 45 menitan tergantung panjang pendek khutbahnya. Apakah mungkin kita mencuri waktu untuk bisa melaksanakannya?

Nah untuk menjawab pertanyaan tadi coba kita pelajari dulu beberapa hal :

Syarat rukun sholat jumat
Syarat sholat jumat antara lain adanya 2 khutbah, adapun rukun khutbah tersebut ada lima sebagai berikut :
1- Mengucapkan Alhamdulillah, dengan bentuk ucapan apa pun yang mengandung pujian pada Allah.
2- Bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ucapan apa pun yang menunjukkan shalawat.
Di sini dipersyaratkan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut secara jelas, seperti menyebut dengan Nabi, Rasul atau Muhammad. Tidak cukup dengan dhomir (kata ganti) saja.
3- Wasiat takwa dengan bentuk lafazh apa pun.
Ketiga rukun di atas adalah rukun dari dua khutbah. Kedua barulah sah jika ada ketiga hal di atas.
4- Membaca salah satu ayat dari Al Quran pada salah satu dari dua khutbah.
Ayat yang dibaca haruslah jelas, tidak cukup dengan hanya membaca ayat yang terdapat huruf muqotho’ah (seperti alif laa mim) yang terdapat dalam awal surat.
5- Berdoa kepada kaum mukminin pada khutbah kedua dengan doa-doa yang sudah ma’ruf.

Baik.. kalau kita lihat rukun khutbah diatas, pelaksanaannya tidak akan memakan waktu lama, paling lama 5-10 menit, yang membuat lama tentu saja materi khutbahnya. Sedangkan materi khutbah ini bukanlah salah satu rukun, artinya jika tidak dilakukan maka khutbah tetap syah. Fahimtum? Ok.. untuk lebih jelasnya lagi saya coba tampilkan simulasi sholat jumat di pabrik korea di korea selatan berikut:
(jika tulisan menjadi kacau, silakan non aktifkan fitur hemat data di browser anda)

Khutbah pertama :  
بسم الله الرحمن الرحيم
ا لسلا م عليكم ور حمت ا لله وبر كا ته
.. Adzan ( 2 menit)

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAAHU
WA ASYHADU ANNAA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WA RASUULUHUU
LAA NABIYYA BA’DAHU

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SYAYYIDINAA MUHAMMADIN
WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII ‘AJMA’IIN
FA-UUSHIIKUM WA NAFSII BIT TAQUULLAAH
QAALALLAAHU TA’AALA FIIL QUR’AANIL KARIIM
A’UUDZUBILLAAHI MINASY SYAITHOONIR RAJIIM


يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
(lanjutkan dengan membaca satu ayat pendek apa saja)
Akhir dari khutbah pertama :
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah ke-2 :
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,
Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

‘IBAADALLAH
INNALLAAHA YA-MURUU BIL ‘ADLI WAL IHSAAN
WA IITAA-I DZIL QURBAA
WA YANHAA ‘ANIL FAHSYAA-I WAL MUNKARI WAL BAGHYI
YAIZHZHUKUM LA’ALLAKUM TADZAKKARUUN
FADZKURULLAAHA ‘AZHIIMI WA YADZKURKUM
FASTAGHFIRULLAAHA YASTAJIB LAKUM
WASYKURUUHU ‘ALAA NI’MATIL LATII
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH

Khutbah jumat di atas Insya Allah sudah memenuhi rukunnya, keseluruhan waktu yang diperlukan dari mulai mengumandangkan azan sampai selesai sholat maksimal 6-7 menit plus sholat jumat 2rakaat = 3 menit. Total waktu yang dibutuhkan = 10 menit? Ok.. sebentar kan? Artinya ini masih mungkin dilakukan sebelum makan siang atau pun sesudahnya. Biasanya ada waktu 15-30 menit untuk istirahat ketika jam makan siang yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan ibadah wajib ini.
selamat mencoba.

Sunday 13 December 2015

LINK BERMANFAAT

14 comments Read More →
1. Download text book EPS TOPIK, bank soal tes bahasa koreahttps://drive.google.com/file/d/0B9BiKae4MLZ3QUdLamZEbHVHbnc/view?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C1965417741 2. Download file listening untuk text book EPS TOPIK http://www.hrdkepsid.com/hrd/bbs/board.php?bo_table=notice&wr_id=154&page=0&sca&sfl&stx&sst&sod&spt=0

Monday 12 May 2014

Gengsi Rendah Malu Tinggi atau Gengsi Tinggi Tak punya Malu?

18 comments Read More →
Suatu ketika Bupati Bantaeng diwawancara di satu stasiun TV swasta nasional, saya yang kebetulan liat langsung dibuat kagum. Kenapa? Menurut pria  kelahiran Pare-Pare, 7 November 1963 ini beliau tidak pernah bermimpi menjadi bupati Kabupaten Bantaeng. Masyarakatlah yang mendesaknya, sehingga akhirnya memutuskan menjadi orang nomor satu di kabupaten yang terletak di pesisir Sulawesi Selatan itu. Sebelum menjadi bupati, pak Nurdin Abdullah  menduduki posisi sebagai presiden direktur di empat perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Jepang, yaitu PT Maruki Internasional Indonesia, Hakata Marine Indonesia, Hakata Marine Hatchery, dan Kyushu Medical Co Ltd. Kepada Najwa Shihab, Nurdin mengatakan bahwa gaji per bulannya sebagai presdir setara dengan gaji bupati selama 20 tahun. 

Ck...ck...ck... Dan sepak terjangnya sungguh mencengangkan. Bantaeng yang tadinya langganan banjir langsung teratasi dengan dibangunnya waduk yang menampung curah hujan yang tinggi. Rumah sakit modern setinggi 8 lantai selesai dibangun. Bahkan daerah-daerah sekitar pantai yang tadinya terlihat kumuh, sekarang telah menjelma menjadi obyek wisata yang cantik. 

Salah satu dialog yang cukup membekas di hati saya adalah ketika Nurdin berkata, "Saya lama tinggal di Jepang. Sedikit banyak saya ketularan juga dengan sikap hidup mereka." "Sikap hidup seperti apa itu?" tanya Najwa Shihab. "Orang Jepang itu gengsinya rendah dan malunya tinggi." Sebuah kalimat yang sangat inspiratif dan sedikit banyak membuka mata saya terhadap nilai-nilai hidup. Secara umum, bukan cuma di Jepang yang menganut paham ini, di semua negara maju rata- rata filosofi ini dikedepankan. 

Saya masih ingat bagaimana wakil kepala sekolah di Korea sampe bunuh diri karena malu dan merasa bersalah ketika murid-muridnya tenggelam bersama kapal Feri yang sedang ditumpangi dalam acara darmawisata sekolah. Bahkan Perdana Menteri Korea Selatan Chung Hong-won pun segera mengumumkan pengunduran dirinya menyusul banyaknya kritik soal respons pemerintah dalam menangani bencara tersebut. Gila ya? Gengsinya rendah dan malunya tinggi. Coba bayangin sama peristiwa sodomi di Sekolah Internasional JIS Jakarta? Jangankan menteri mengundurkan diri, guru-gurunya aja ga ada satu pun yang mau ngaku salah. Selalu argumentasinya "Itu kan oknum". Begitu juga tewasnya Dimas mahasiswa STIP yang digebukin seniornya? Boro- boro menterinya, kepala sekolahnya juga ga mau ngaku salah. Jawabannya selalu sama "Oknum". Gengsinya rendah dan malunya tinggi ini sebenernya udah tercermin dalam budaya harakiri di Jepang. Harakiri juga merupakan implementasi dari menebus rasa malu dan kegagalan dalam melakukan tugas. Budaya ini sudah dianut sejak jaman dulu kala, sehingga kita bisa memahami bagaimana orang Jepang sangat menjunjung martabatnya sebagai manusia. Jadi ga perlu heran kalo kita mendengar ada seorang menteri di kabinet Jepang mengundurkan diri cuma gara-gara salah seorang stafnya ketauan korupsi. Mereka ga pernah berusaha berlindung di bawah alasan kata "oknum." 

Nah, pernah ga ngedenger ada pejabat di Indonesia yang mengundurkan diri gara-gara stafnya korupsi? Di negeri kita, boro-boro mengundurkan diri, orang yang udah ada di penjara aja masih dilantik sebagai pejabat publik. Edannya lagi, acara pelantikannya pun diselenggarakan di penjara. Yang ngelantik udah gila, yang dilantik ga punya malu. Pokoknya kan jadi pejabat. Pokoknya kan gengsi naik. Soal malu mah muka udah kapalan. 

Belakangan ini saya lagi suka banget nonton acara The Voice di AXN. Buat saya acara ini lebih bermutu daripada acara American Idol. Kenapa? Karena pesertanya memang dipilih, jadi bukan ngedaftar terus ngantri audisi kayak di acara Idol- idol lainnya. Makanya secara umum pesertanya emang udah jadi penyanyi beneran. Yang saya kagum banget adalah ada begitu banyak peserta yang kualitas suaranya kelas dunia tapi pekerjaan sehari-harinya berbanding terbalik dengan kehidupan dunia glamour. Misalnya ada yang kerjanya ngangkat dan membungkus barang di Supermarket, ada yang kerjanya sebagai The Nanny alias pengasuh anak. Ada yang jadi tukang cat. Ada yang ngamen di jalan-jalan, ada yang jadi montir di bengkel kecil dan masih banyak lagi. Sebetulnya kedengerannya biasa aja kan? Tapi coba bandingkan denganyang ini: saya punya temen yang merasa dirinya seniman, dan gilanya kata 'seniman' itu dia jadikan alasan untuk ga mau kerja. Misalnya temen saya sebut saja Herman. Dia selalu bilang kalo dia pemusik dan pencipta lagu. Tapi jarang banget dia ditanggap sebagai pemusik, kalo ada pun itu cuma acara kawinan atau sunatan di kampung-kampung yang notabene penyeleggaranya adalah temen nongkrongnya juga. Herman ngabisin waktunya dengan nongkrong di pusat kesenian atau gelanggang remaja. Tiap hari kerjanya gitaran dan bernyanyi. Saat itu dia sedang menyanyikan lagu ciptaannya yang bercerita tentang cinta seorang seniman yang ditolak oleh wanita idamannya. Gayanya penuh penghayatan, seakan-akan dia sedang manggung di Madison Square Garden. Padahal lagunya lagu cengeng dan suara serta main gitarnya juga pas-pasan. Menurut Herman, dia udah nyiptain lebih dari 300 lagu, ck...ck...ck... hebat ya? Tapi sayangnya ga ada satu pun produser atau artis yang mau ngerekam apalagi membeli lagunya. Hadeuh! Kalo laper dia ngutang makan di warung. Karena utangnya udah kebanyakan, sering dia ga diizinkan lagi buat ngutang, nah apa yang dilakukannya? Dia minjem duit atau minta traktir sama temennya yang kebetulan juga lagi makan. Begitu deh kegiatannya sehari-hari.

 Beda banget sama peserta The Voice yang saya ceritakan di atas. Saya suggguh gemes ngeliat kelakuannya. Beberapa kali saya suruh kerja, dia cuma mesem- mesem aja terus nyautnya gini, "Belom ada produser yang ngajak gue rekaman." "Kalo belom ada order nyanyi atau bikin lagu kan lo bisa kerja yang lain?" kata saya. "Gue ini seniman. Gue ga mau kerja di luar dari bidang seni yang gue tekuni." "Kalo sampe mati lo ga dapet order, gimana?" "Ya gapapa Bro. Minimal gue mati sebagai seniman yang punya prinsip. Seniman yang berdedikasi pada dunia yang sudah dipilihnya." Gila kan argumentasinya? "Man, gue ga nyuruh lo ninggalin dunia lo. Sementara nunggu order kan lo bisa kerjain yang lain dulu?" "Gue ga punya kemampuan apa-apa selain musik dan nyanyi Bro." "Lo kan bisa nyetir, jadi supir kek, badan lo gede kan bisa jadi satpam. Kalo perlu lo jadi pemulung juga gapapa, yang penting lo punya pemasukan." desak saya lagi. "Lo udah miring otaknya ya Bro?" Tiba-tiba suara dia berubah dingin. "Kenapa?" tanya saya heran. "Gue ini seniman. Profesi yang bermartabat. Masa lo nyuruh gue jadi pemulung?" "Emang kenapa kalo jadi pemulung?" "Gengsi dong! Di mana harga diri gue di mata orang lain? Apa kata keluarga gue nanti?" Abis percakapan itu saya nyerah dan membiarkan seniman ini sibuk dengan mimpinya. saya masih ga abis pikir, kenapa Herman merasa jadi pemulung itu kurang bermartabat? Mendingan jadi pemulung kan daripada tiap hari nyusahin orang lain, pinjem duit, ngutang makan, nebeng rokok. Saya jadi semakin terinspirasi sama omongannya Bupati Bantaeng di atas. Orang-orang di negara maju, gengsinya rendah dan malunya tinggi. Mereka ga gengsi ngaku salah, mereka ga gengsi mengundurkan diri, mereka ga gengsi melakukan pekerjaan apapun selama itu adalah pekerjaan halal. Semakin dipikirin pikiran saya semakin gundah. Waduh! jangan-jangan filosofi gengsinya rendah, malunya tinggi itu kebalikan dengan mental orang kita ya? Kalo orang kita kayaknya gengsinya yang tinggi dan malunya yang rendah. Huh! Pantes banyak korupsi di mana-mana. Gengsi kan butuh ongkos. Dan korupsi? Ngapain musti malu? Toh semua orang juga korupsi?

Monday 5 May 2014

JALAN PANJANG MASIH TERBENTANG: TANTANGAN EKS TKI KOREA

60 comments Read More →
Kalau kita bertanya kepada teman-teman kita yang saat ini sedang bekerja di Korea sana,  yang sedang dalam proses pemberangkatan oleh BNP2TKI, ataupun yang sedang kursus bahasa di lembaga-lembanga pendidikan, apa tujuan ataupun motivasi mereka untuk menjadi TKI ke Korea? Jawabannya tak akan jauh-jauh dari keinginan untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Walaupun ada juga yang niatnya sekedar kabur dari tanggungjawab karena sudah bikin hamil pacar, ataupun sekedar cari pengalamandi negeri orang.
Tentu saja mencari uang sebanyak-banyaknya masih menjadi alasan sebagian besar para TKI dimanapun berada.

Untuk para TKI Korea sendiri, mengumpulkan uang 90-100 juta rupiah/thn bukanlah hal yang terlalu sulit, dengan gaji pokok yang hampir Rp 11 jt/bln+lembur bisa mencapai rata2 15jt/bln tergantung jumlah jam lembur. Karena itu banyak teman-teman yang sudah habis kontrak (over stay) enggan pulang karena sudah merasakan "enaknya" mencari duit di sana. Pernah waktu itu, ketika saya berniat membeli bumbu pecel di Asia Mart  (toko China yang biasanya menjual bahan makanan yang diimpor dari berbagai negara termasuk Indonesia) bertemu dengan bapak2 asal tegal yang sangat fasih berbahasa Korea, tergelitik rasa ingin tahu saya mencoba mengajak beliau ngobrol skalian bertanya sudah berapa lama kerja di sana. Guess what... 8tahun sudah beliau berada di Korea. 6 tahun resmi 2 tahun pulbob. Gilaa beneeer pikir saya waktu itu, udah ga mikirin pulang lagi kali ya? 

Sebenarnya bisa dimaklumi sih, membandingan penghasilan kerja di korea dan kerja di negeri sendiri ibarat bumi dan langit. Jauh panggang dari api.
Sepertinya pepatah "hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri" (yang artinya kurang lebih: biarpun enak di negeri orang masih lebih enak di kampung sendiri) sudah tidak berlaku lagi untuk saat ini. Apalah artinya kampung halaman jika sudah tak bisa memberi kehidupan? Seperti kata tokoh jahat "Ivan" di film Iron man 2 : Jangan terlalu terikat dengan sesuatu.
Tetapi masalahnya mau tinggal berapa lamapun di sana status kewarganegaraan kita tetaplah sebagai orang asing. Mau tidak mau suatu saat kita harus pulang, pulang dengan baik-baik, atau dipaksa petugas imigrasi. 

Dan inilah poin yang ingin saya sampaikan dalam postingan kali ini: UJIAN YANG SEBENARNYA ADALAH KETIKA KITA SUDAH KEMBALI PULANG KE TANAH AIR. Mampukah kita mengubah pundi-pundi won yang susah payah kita kumpulkan selama bekerja di Korea menjadi kesuksesan yang sesungguhnya? Sukses yang tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat nanti. Perjuangan kita selama merantau di Korea adalah peperangan kecil, Perang yang sesungguhnya, yang lebih berat, yang akan membuat kita berdarah-darah adalah ketika kita mulai membangun jalan kita sendiri menuju masa depan nantinya. Akan banyak aral melintang yang harus dihadapi dengan hati baja, strategi matang plus knowledge yg hrus slalu update. Jika tidak segudang amunisi yg kita persiapkan bisa terbuang sia-sia ataupun tak tepat sasaran tanpa membuahkan hasil yang semestinya.

Sudah terlalu banyak contoh teman-teman kita yang bekerja di Korea 3 thn, 5 thn tapi pulang tak membawa apa-apa. Atau tak pandai memanage keuangan sehingga hasil kerja bertahun2 ludes dalam sekejap tanpa bekas. Sekali lagi inilah ujian yang sesungguhnya. Ketika kita sudah kembali ke tanah air. Saat itu sebenarnya kita sedang memulai start jalan panjang kehidupan yang masih jauh terbentang di depan sana.

 Tidak ada memang sukses yang instan ataupun bisa dicapai  hanya dengan membaca mantra abra kadabra. Semua membutuhkan proses dan pembelajaran. Dan kadang  membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Apalagi yang kita lakukan hanya berdasarkan metode trial and error. Saya tidak ingin mengajari bagaimana cara mengatur keuangan yang baik ataupun menggurui supaya menjadi pengusaha sukses, tentusaja saya tak punya kapasitas itu. Tetapi urusan nasehat menasehati dalam kebaikan tentu kewajiban kita semua (terdengar seperti kiyai yang nulis yah? he..2)

so..bro and sist, kata nasihat yang mungkin pantas kita dengarkan adalah bijaklah....! Adalah bijak jika kita membayar zakat penghasilan dari tabungan kita yang memang sudah memenuhi syarat, misalnya. (kewajiban mengeluarkan zakat jika orang yang berzakat hartanya melebihi nishab 85 gram emas = Rp. 25.500.000,- pertahun maka ia wajib zakat 2,5%). Sebaliknya, adalah zalim jika kita menahan harta orang2 yang memang berhak memperolehnya.
Keinginan membeli barang-barang kebutuhan tersier (hp mewah, kendaraan mewah, perabot mewah) sebaiknya dipikirkan ulang. Apakah barang-barang tersebut bisa menambah income dan iman kita atau tidak. Jika tidak, berarti lebih dekat kepada mubazir. (bersambung)













Friday 25 April 2014

BERJUANG DI NEGERI GINSENG

49 comments Read More →
"Tulisan ini tidak bermaksud menggurui, menghakimi, apalagi menganggap    diri lebih baik dan lebih benar. Tapi lebih sebagai sarana berbagi pemikiran, boleh setuju boleh tidak, boleh diambil boleh tidak"

Pertama kali menginjakkan kaki di Negeri Ginseng, saya baru menyadari kalau Negeri kita tercinta, yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo itu masih sangat jauh tertinggal dari segi kesejahteraannya. salah satu sudut kota Asan-lokasi perusahaan dan apartemen kami-ternyata jauh lebih maju dibanding kota2 besar terkenal di Indonesia. Di sini kemegahan materi benar2 menunjukkan keperkasaanya. 

Sebulan berada di sana, sudah biasa naik transportasi umum, KTX (kereta super cepat ), dan bus jadi pilihan utama, selain aman, nyaman juga murah meriah. semakin kagum dengan han-guk saram ini karena ternyata mereka sangat mendahulukan orang tua, wanita dan orang-orang lemah lainnya ketika di dalam bus ataupun kereta. Bukti bahwa pendidikan karakter benar-benar sudah berhasil dan sudah menjadi darah daging mereka. Sehingga tidak aneh ketika mendengar berita salah satu pejabat negieri itu akan langsung mengundurkan diri bgitu terindikasi kasus korupsi. Bandingkan dengan  kita, orang-orang muda nan sehat yang naik bus way (trans Jakarta) tak akan malu-malu duduk di kursi yang jelas-jelas diperuntukkan bagi orang tua, ibu hamil atau orang cacat. Pejabat negara yang sudah terbukti korupsi pun masih bisa ngotot bin ndableg tak mau dicopot dari jabatannya. Bahkan masih berupaya menyalahkan orang lain dan selalu mencari jalan pembenaran diri.

Banyaknya pekerja asing di negeri itu agak menarik perhatian, dari ragam tampilan fisik, macam bahasa, karakter dan kebiasaan masing2 negara tetap ketara. Orang usbekistan yang mayoritas muslim, Thailand yang bahasanya paling tidak enak didengar, Vietnam yang kepribadiannya kurang menyenangkan, Mongol, Flipina dlsb.

Sepertinya pepatah "dikandang ayam berkotek, dikandang kambing mengembek" bukan hanya milik orang indonesia. Buktinya para pekerja asing dari berbagai negara tadi berusaha keras meniru kebiasaan orang korea, baik itu dari gaya berpakaian, potongan rambut, cara berbicara bahkan sampai ke kata makian pun ikut ditiru.
Tidak ada yang sempurna memang, orang Korea juga punya kebiasaan yang tidak baik; minuman keras, judi dan seks bebas seakan sudah menjadi kebiasaan yang tidak harus dipandang tabu lagi. Sepertinya memang sudah menjadi keharusan bahwa kemajuan materi dan modernitas harus selalu dibayar dengan kemerosotan moral, keringnya nilai spiritual, individualisme dan hedonisme. Malangnya perilaku  miring ini juga ditiru oleh sebagian besar pekerja asing tadi. Yang sebelumnya tadi dikampung halaman tak pernah menyentuh apalagi mereguk yang namanya miras, di sana bisa jadi pecandu alkohol kelas akut. Yang dikampung tadinya guru ngaji di sana bisa jadi guru judi, yang sebelumnya pemuda alim nan pemalu di sana bisa keranjingan jajan perempuan, yang ibadahnya rajin jadi absen sholat selama bertahun-tahun. Yang baik-baik saja bisa berubah menjadi tidak baik-baik. Apalagi yang tidak punya benteng kokoh kesadaran diri. seperti kata pepatah daerah kami "luak kebau dinjuak klintung" akan semakin menjadi-jadi.  Nikmat dunia bisa diperoleh dengan harga terjangkau bahkan untuk ukuran seorang pekerja pabrikpun.Tak ada lagi yang menjadi pengendali kecuali diri sendiri, tak adalagi tempat untuk takut dan malu, semua serba boleh asal tidak mengganggu ketertiban umum. 

Eksistensi dan afiliasi adalah kebutuhan dasar emosi manusia, sehingga kita akan cenderung sangat mudah dikondisikan dengan memanfaatkan berbagai emosi dasar tersebut. Misalnya, ketika kita menolak ajakan teman untuk ikut pesta alkohol, maka kita akan sangat merasa terhina jika dia mengejek kita dengan mengatakan bahwa hanya bancilah yang tidak minum alkohol, sehingga untuk membuktikan sebaliknya terpaksa kita ikut minum alkohol.
Tentu tidak semua orang kehilangan jati diri, masih ada yang merasa bangga sebagai orang indonesia. Masih banyak yang berani berkata dengan lantang bahwa saya adalah muslim, alkohol adalah haram bagi kami, ibadah kami 5 kali sehari, kami tidak mendekati tempat-tempat aneh (karaoke/norebang, rumah kaca dll). Salut sekali dengan teman sekamar saya yang orang solo itu, yang akan selalu menolak dengan halus ketika diajak sekedar minum bir pelepas stress dan capek, rajin menjalankan sholat 5 waktu disela-sela waktu istirahat kerja, kuat menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan pas musim panas yang suhunya bisa mncapai 39 derajat plus waktu puasa yang panjang (mulai pk.03.15-19.15) karena musim panas waktu siang lebih panjang.

Sebagian besar perilaku manusia memang dibentuk oleh lingkungan, tetapi manusia juga diberkahi kemampuan berpikir, menganalisa, memilah-milah mana yang baik mana yag buruk. Manusia bukan seperti mesin perekam yang hanya bisa menyuarakan apa yang didengarnya. Kata Syaikh Ahmed Hulusi dalam bukunya "Mistery of Universe" manusia yang tidak memanfaatkan kemampuan berpikirnya, tak ubahnya seperti  sesosok robot atau mayat hidup. Robot yang membiarkan dirinya diprogram oleh lingkungan apa adanya. Harun Yahya dalam bukunya "Deep Thinking" juga mengatakan bahwa setiap muslim harusnya berpikir secara mendalam, memetik hikmah dan pelajaran dari setiap peristiwa di depan matanya yang akhirnya akan mengasah kemampuan kritis kita

Sekali lagi tulisan ini tidak untuk menghukumi orang-orag tertentu melainkan hanya sebagai bentuk curahan kegelisahan menyaksikan fenomena umum di tengah teman-teman pekerja di Korea sana. Semoga saja kita tidak lupa darimana kita berasal, untuk apa kita merantau, untuk siapa kita berjuang. Suka atau tidak suka, rela tidak rela semua perbuatn akan diminta pertanggung jawabannya suatu saat nanti.


SELAMAT BERJUANG!



 

About Me

Followers

Copyright © 2010 MANTAN TKI KOREA YANG INGIN BERBAGI CERITA

Template By jemo dusun